Cari Blog Ini

Sabtu, 25 Desember 2010

PEMULUNG ULUNG

Pada suatu masa aku berjalan dalam kesunyian malam meyisir tiap sendi bumi, ku temui makhluk-makhluk pendosa yang berselimutkan dingin nya bumi sedang mengais mimpi dalam dunia mereka. Lalu matu ku terpatri oleh kemolekan sebuah rumah, aku berjalan menghampiri rumah itu yang setiap sisi jalannya dipenuhi rona kalap klip lampu warna warni. Semakin ku mendekat aku samakin aku mendengar jelas suasana rumah itu. Dari dalam nya bergaung megah alunan musik natal dunia. Aku masuk kedalalam rumah itu, kutemui setiap orang di dalam nya, tampak mereka semua menggunakan kemewahan dalam dunia ini. Mereka begitu menawan kata ku, lalu aku berjalan lagi dan ku temui meja yang penuh dengan makanan. Rumah ini begitu indah kata ku. Di sana sini terdengar kegembiraan natal. Semuanya bersukacita. Lalu ku berniat masuk lebih dalam lagi dalam kegembiraan itu, ingin ku merasakan apa yang mereka rasakan.

Aku lalu bertanya kepada seorang muda yang penuh dengan sukacita, mengapa begitu sukacitanya ia. Dengan penuh teriakan ia berkata, “bersukacitalah selagi bisa, karena esok kita tak lagi merayakan natal.”

Lalu aku berjalan meninggalkan kemewahan rumah itu. kembali menuju gang sempit yang kulali barusan, aku tercengang. Melihat suasana gang itu yang menjadi sunyi. Pikir ku padahal sebelumya penuh dengan manusia yang tak berpengharapan. Lalu aku melihat seorang dari kejauhan yang berjalan menjauh, aku mengejar dia dan penuh penasan aku bertanya tentang semua ini. Ia lalu berkata, “Tuan ku sedang mengurus mereka?” dengan singkat ia menjawab ku. Aku pun mengikuti derap langkahnya yang berat. Dia menuju sebuah rumah yang megah dengan sedikit rona natal, aku memasuki rumah itu. aku melihat mereka yang dulu penuh duka dan tidak berpengharapan, kini terraut sukacita jelas dalam wajah indah mereka. Ku hampiri mereka dan bertanya tentang semua ini, mereka menjawab dengan penuh sukacita “tiap waktu Tuan rumah ini rela memungut kami dari jalanan dosa yang penuh dengan najis dunia, memberikan kepada kita pengharapan sejati”.

Esok hari aku berkunjung ke rumah pertama, aku masih melihat hiasan natal yang mewah dan meriah masi menghiasi rumah itu. aku memasuki rumah itu. Aku berjumpa dengan seorang pelayan dan aku bertanya pada nya, “sudah selesaikah pesta di rumah ini?”. Sambil senyum ia berkata, “sudah, mereka yang datang semalam telah kembali dalam kesibukkan dunia mereka”.

Kemudian aku berjalan keluar dan memasuki gang yang semalam ku lalui, aku bertemu dengan seorang jalanan yang hendak berlekas pergi ke rumah ke dua yang ku kunjungi semalam. Aku mengejarnya dan berkata, “mau ke mana saudara?”. Dengan tergesa-gesa dia berkata, “tidak tahu kah kau Tuan rumah semalam telah mengundang kita dan kini kita akan datang untuk memberikan pujian kepada Nya. Dia telah memberikan pembaharuan kepada kami, kini kita tak perlu lagi menjadi pengemis dunia. Bagi kami natal adalah kehidupan kami hari lepas hari.”

Tuan rumah kedua telah memulung dengan sangat ulung, Ia mencari mereka yang penuh dosa mengambil mereka dan membaharui kehidupan mereka. Sehingga mereka dapat memuji kebesaran pemilik rumah itu. tak ada kegembiraan yang penuh selain bersama mereka. Bisa merasakan sukacita mereka yang penuh pengharapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar